Kitab Kuning adalah Bahasa Arab Klasik

Kitab Kuning Cara Mudah Membaca Memahami Kitab Kuning

Kitab Kuning adalah Kajian keilmuan Islam atau literatur Islam yang ditulis dengan bahasa pengantar Bahasa Arab klasik. Disebut kuning karena warna kertasnya kuning. Kitab yang juga disebut dengan kitab turos (turots) ini mengkaji berbagai bidang studi keilmuan Islam. Seperti Al-Quran, ulumul Quran, tafsir, hadis, syarah hadis, ulumul hadis, mustolah hadis, akidah, ilmu kalam, ushuluddin, filsafat agama, fikih, ushul fiqih, kaidah fikih, tarikh Islam, sirah Nabi, biografi ulama, ilmu lughah, nahwu sharaf (shorof), balaghah, mantiq, kamus, dll.

DAFTAR ISI

  1. Cara Dapat Membaca dan Memahami Kitab Kuning
    1. Penguasaan Gramatika Dasar
    2. Banyak Membaca Kitab Klasik
    3. Memilih Bidang Studi
    4. Belajar Menerjemah dan Menulis
  2. Tiga Tipe Bahasa Arab: Klasik, Modern, Dialek Lokal
  3. Manfaat Menguasai Bahasa Arab Klasik Al-Quran
  4. Definisi Bahasa Arab Klasik Al-Quran
    1. Morfologi
    2. Gramatika
    3. Fonologi
  5. Bidang Studi
    1. Ilmu Al-Quran Dan Tafsir
    2. Hadits Dan Ilmu Hadits
    3. Ilmu Fiqih Dan Ilmu Ushul Fiqih
    4. Ilmu Akidah, Akhlak Dan Sejarah
  6. Pengajian Kitab oleh Pengasuh

CARA DAPAT MEMBACA KITAB KUNING (BAHASA ARAB KLASIK)

Tujuan utama menguasai Kitab Kuning atau Bahasa Arab Klasik adalah untuk dapat membaca dan memahami buku-buku literatur Islam dalam berbagai bidang studi keilmuan yang mayoritas tidak memakai harkat (kecuali teks Quran dan hadits) dan memiliki perbedaan dalam pemakaian kosa kata dengan Bahasa Arab Modern.

Penguasaan Kitab Kuning atau Bahasa Arab Al-Quran ini bukan untuk mampu berbicara, berpidato, mendengar berita di televisi Arab, membaca dokumen resmi, membaca berita di media cetak dan online. Karena, kemampuan-kemampuan ini menjadi tugas Bahasa Arab Modern. Namun demikian, kemampuan gramatika bahasa Arab yang baik dapat digunakan untuk menguasai bahasa Arab klasik dan bahasa Arab modern sekaligus.

1. Penguasaan Gramatika Dasar Bahasa Arab

Karena bahasa Arab klasik (kitab kuning)  dan bahasa Arab modern sama-sama masuk dalam kategori al-fusha (bahasa Arab standar), maka syarat dasar untuk menguasai keduanya tidak berbeda yaitu harus menguasai gramatika dasar bahasa Arab meliputi ilmu nahwu dan ilmu sharaf. Kitab standar yang direkomendasikan untuk dipelajari, lihat di sini.

2. Banyak Membaca Kitab Kuning (Bahasa Arab Klasik)

Setelah menguasai dasar-dasar gramatika bahasa Arab, maka langkah selanjutnya adalah banyak berlatih menambah kosa kata dengan cara banyak membaca dan memahami kitab-kitab literatur klasik atau kitab kuning. Pastikan kamus bahasa Arab selalu ada di samping kita. Untuk kamus Arab-Indonesia, Al-Munawwir sangat direkomendasikan kalau yang lebih kecil Arab-Indonesia karya Mahmud Yunus bisa juga dipakai walaupun kurang lengkap. Untuk kamus versi online, direkomendasikan almaany.com .

Pada saat berlatih membaca dan menambah perbendaharan kosa kata, jangan lupa untuk selalu mencatat dan mengingat hal berikut:

  1. kata kerja yang intransitif (lazim) dan transitif (muta’addi);
  2. membedakan antara transitip langsung dengan transitif dengan huruf jar (bil ghair);
  3. harkat ain fi’il madhi dan mudharik dari fi’il tsulatsi; Seperti kata ( ذَهَبَ – يَذْهَبُ)   yang dimaksud ain fi’il adalah huruf  (ha)
  4. bentuk masdar dan isim fa’il dari fi’il tsulatsi.

3. Memilih Bidang Studi yang Mudah

Dapat membaca dan menerjemah literatur Arab klasik  atau kitab kuning belum tentu kita dapat memahaminya. Karena, sebagaimana disebut di muka, literatur Arab klasik terdiri dari banyak disiplin ilmu. Dan setiap disiplin ilmu memiliki kesulitannya masing-masing. Filsafat, aqidah, mantiq, sastra Arab, ushul fiqih, fiqih memiliki kerumitan yang lebih tinggi dibanding, misalnya, sejarah Islam, akhlak, hadits atau tafsir.

Oleh karena itu, untuk tahap awal pilih kitab kuning yang bergenre tafsir, hadits, fiqih, sejarah, akhlak yang umumnya lebih mudah dibaca dan dipahami dibanding yang lain.

4. Belajar Menerjemah dan Menulis

Setelah cukup kosa kata yang dikuasai, maka mulailah belajar menulis dengan dua cara yaitu: (a) menerjemah kitab-kitab kuning klasik; dan (b) menulis dengan gaya bahasa Arab klasik. Menulis dan menerjemah adalah cara terbaik untuk mengingat kosa kata yang sud Kah dihafal dan sekaligus mempraktikkan kemampuan gramatika kita.

Sebagaimana diketahui, Bahasa Arab Klasik hanya untuk dua tujuan yaitu untuk dapat memahami literatur klasik, menerjemah dan menuliskannya. Untuk berbicara dan memahami berita portal dan tv, diperlukan kemampuan lain yaitu bahasa Arab Modern.

BIDANG STUDI KITAB KUNING

Kitab literatur yang menggunakan bahasa Arab klasik tidak terbatas. Ia meliputi berbagai bidang studi agama, sains, filsafat, dan lain-lain. Namun di pesantren Al-Khoirot kami membatasi kajian pada buku-buku literatur bidang studi agama Islam. Di bidang inipun, kajian masih terbagi pada beberapa bidang studi keislaman meliputi Al-Quran dan Tafsir Al-Quran, hadits, ilmu hadits, fiqih, ushul fiqih, aqidah, sejarah Islam, dan akhlak, dan lain-lain.

ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR QURAN

Bahasa Arab klasik digunakan sebagai bahasa Al-Quran dan semua tafsir Al-Quran baik yang ditulis ulama salaf (klasik) maupun ulama kontemporer (muashir).

HADITS, SYARAH HADITS DAN ILMU HADITS

Kemampuan bahasa Arab klasik diperlukan untuk memahami bahasa yang digunakan dalam hadits Nabi, kitab-kitab syarah hadits dan ilmu mustholah hadits yaitu ilmu untuk memahami status hadits sahih, hasan atau dhaif.

ILMU FIQIH DAN ILMU USHUL FIQIH

Fiqih adalah ilmu hukum Islam yang bersumber dari Quran, hadits, ijmak ulama, qiyas dan ijtihad ulama. Kitab-kitab fiqih dipakai untuk menjawab persoalan hukum yang dihadapi umat Islam dan memberikan solusinya.

Dalam melakukan suatu pengambilan hukum (istinbath al-hukm), ulama mujtahid “meramu” dua sumber utama yakni Quran, hadits berdasarkan pemahamannya dan pandangan ulama lain berdasarkan suatu metode yang disebut dengan ushul fiqih.

ILMU AKIDAH, AKHLAK, TASAWUF DAN SEJARAH

Bahasa Arab klasik juga diperlukan untuk memahami ilmu akhlak, sejarah Islam dan ilmu akidah yaitu ilmu yang terkait dengan sifat-sifat Allah dan hubungannya dengan makhluknya. Akidah adalah ilmu tentang keimanan yang diformulasikan dengan memakai sarana ilmu mantiq dan filsafat.

TIGA TIPE BAHASA ARAB: KLASIK, MODERN, DIALEK LOKAL

Tidak banyak yang tahu bahwa bahasa Arab ada tiga jenis yaitu bahasa Arab klasik, bahasa Arab modern, dan bahasa Arab amiyah. Antara bahasa Arab klasik dan modern ada kemiripan, namun bahasa Arab amiyah atau bahasa Arab dialek lokal berbeda jauh baik apabila dibandingkan dengan BAK dan BAM dan bahkan antara satu negara Arab dengan negara Arab yang lain yang bisa tidak saling memahami. Baca detail: Beda Arab modern, klasik dan Amiyah.

Oleh karena itu, di Pesantren Al-Khoirot dua jenis bahasa Arab yakni modern dan klasik sama-sama dipelajari. Bahasa Arab klasik dipelajari untuk dapat memahami literatur keilmuan Islam, sedangkan bahasa Arab modern dipelajari untuk memahami bahasa Arab kekinian yang dipakai pada media (TV, cetak, online, jurnal), dokumen resmi, korespondensi, percakapan resmi di negara yang berbahasa Arab, dan lain-lain. Baca: Manfaat Bahasa Arab Modern, Klasik, dan Amiyah

MANFAAT MENGUASAI BAHASA ARAB KLASIK (KITAB KUNING)

Belajar dan menguasai bahasa Arab Klasik (Al-Arabiyah Al-Turatsiyah) atau kitab kuning memiliki banyak sekali manfaat antara lain:

a. Dapat membaca dan memahami makna Al-Quran, Al-Sunnah (hadits Nabi) dari sumbernya yang asli beserta penjelasan para ulama ahli tafsir (mufassir) tentang maksud suatu ayat dan ahli hadits (Arab: muhaddits, al-hafizh) tentang pengertian dan pemahaman suatu hadits dari berbagai konteksnya. Baik konteks syariah maupun dari segi status kesahihan hadits.

Tidak sedikit ustadz dan mubaligh seleb yang sering tampil di TV atau Youtube yang sering mengutip ayat Al-Quran atau hadits tapi tidak menguasai bahasa Arab klasik sehingga mereka tidak punya akses pada kitab-kitab tafsir dan syarah hadis serta kitab fikih madzhab empat sehingga penjelasan mereka tentang suatu ayat atau hadis sering tidak akurat dan bahkan menyimpang dari maksud sebenarnya.

b. Dapat membaca dan memahami segala bentuk literatur akademis klasik (al-kutub al-turatsiyah) yang ditulis oleh para ulama salaf dalam berbagai bidang ilmu agama Islam meliputi Tauhid, fiqih, lughoh, tashawwuf, mantiq, tajwid, dan lain-lain yang dikenal di Indonesia dengan sebutan Kitab Kuning.

c. Dapat menjadi peneliti dan pakar di segala bidang studi ilmu-ilmu Islam dan menjadi ulama Islam yang betul-betul mumpuni.

Dari ketiga manfaat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seorang ulama yang ahli di bidang Quran, hadits, fiqih, sejarah, sastra Arab, ilmu hisab, ilmu falak, dan lainnya maka diperlukan kemampuan dan penguasaan Bahasa Arab Klasik.

DEFINISI BAHASA ARAB KLASIK AL-QURAN (KITAB KUNING)

Kitab Kuning atau Bahasa Arab Klasik (BAK), juga dikenal dengan Bahasa Arab Quran (BAQ) atau terkadang disebut Bahasa Arab Mudharik, adalah bentuk bahasa Arab yang dipakai sebagai teks literatur dari zaman Umayah dan Abbasiyah (abad ke-7 sampai ke-9 masehi). BAK berdasarkan pada dialek suku-suku Arab abad pertengahan. Sedangkan bahasa Arab Modern (BAM) adalah keturunan langsung yang dipakai saat ini di seluruh dunia Arab dalam penulisan dan pembicaraan formal, misalnya, untuk pidato tertulis, siaran radio, dan kandungan selain entertainment. Walaupun leksikan dan gaya BAM berbeda dengan BAK, tapi morfologi dan sintaksnya pada dasarnya tidak berubah. Di dunia Arab, antara BAK dan BAM sama-sama disebut sebagai al-fusha (الفصحى‎), artinya yang fasih.

MORFOLOGI

Bahasa Arab Klasik (BAK) adalah salah satu bahasa Semitik, dan karena itu memiliki banyak persamaan dalam segi pengucapan dan konjugasi dengan bahasa Assyiria, Hebrew, Akkadian, Aramaik dan Amharik. Sebagaimana bahasa Semitik yang lain, bahasa Arab memiliki morfologi yang tidak konkatenatif.

Contoh:

kataba (كتب), dia (sudah) menulis
yaktubu (يكتب), dia (akan, sedang) menulis
maktubun (مكتوب), ditulis (kata-kata)
kitaabun (كتاب), buku
kutubun (كتب), buku-buku (jamak taksir)
kitaabatun (كتابة), tulisan
kitaabaatun (كتابات), tulisan-tulisan (jamak muannas salim)
maktabun (مكتب), meja
maktabatun (مكتبة), perpustakaan
kaatibun (كاتب), penulis
kaatibuuna (كاتبون), penulis-penulis (jamak mudzakkar salim)
kuttaabun (كتاب), penulis-penulis (jamak taksir)
miktaabun (مكتاب), alat tulis

Kata-kata di atas semuanya memiliki keterkaitan dengan menulis, dan semuanya mengandung tiga konsonan K-T-B (ك ت ب). Grup konsonan ini disebut akar (Arab: asal). Ahli gramatika berasumsi bahwa akar ini memiliki makna dasar dari tulisan, yang meliputi seluruh obyek atau aksi yang melibatkan tulisan. Oleh karena itu, seluruh kata di atas dianggap sebagai bentuk modifikasi dari akar ini, dan diperoleh atau berasal darinya dalam hal tertentu.

GRAMATIKA

Kaidah tata bahasa dalam bahasa Arab mengalami perkembangan pada akhir abad ke-8. Ahli gramatika paling awal adalah Abdullah bin Abu Ishaq. Usaha-usaha yang dilakukan pada tiga generasi sebelumnya berpuncak pada buku karya sarjana asal Persia bernama Sibawaih.

FONOLOGI

Bahasa Arab Klasik (BAK) memiliki tiga pasang vowel panjang dan pendek yaitu a, i, dan u.

BAK pada esensinya memiliki kesamaan kuat dengan gaya bahasa puitis penyair pra Islam (syair jahili), dialek standar yang berbasis dialek konservatif semenanjung Arabia timur. Ciri khas ini diadopsi di Makkah, dalam bentuk yang diadaptasi pada fonologi dialek Makkah sehari-hari pada saat itu. Dari bentuk inilah yang dipakai dalam Al-Quran. Al-Quran kemudian secara fonetis menjadi standar gaya puitis bahasa Arab.

PENGAJIAN KITAB KUNING OLEH PENGASUH

Pengajian Kitab oleh Pengasuh adalah salah satu program utama pesantren. Pengajian kitab Tafsir Jalalain, Sahih Bukhari, Al-Umm, Minhajul Abidin dan Ta’limul Muta’allim harus diikuti oleh seluruh santri, putra dan putri. Sedangkan kitab-kitab yang lain hanya diikuti oleh santri madrasah diniyah kelas 5 ke atas.
Baca detail: Pengajian Pengasuh

Kitab Kuning adalah Bahasa Arab Klasik

2 tanggapan pada “Kitab Kuning adalah Bahasa Arab Klasik

  1. Itulah sebabnya kami menyebutnya sebagai ilmu alat karena ia menjadi sarana atau jembatan untuk memahami ilmu-ilmu Islam yang begitu luas.

Komentar ditutup.

Kembali ke Atas