Tiga Jenis Pesantren Tahfidz Quran di Indonesia

Tiga jenis pesantren tahfidz Quran

Tiga Jenis Pesantren Tahfidz Quran di Indonesia macam ragam pesantren untuk menghafal Al-Quran berdasarkan aliran / paham keagamaan yang dianut pengasuh (ustadz)-nya.

Tidak banyak yang tahu, khususnya di kalangan umat Islam awam, bahwa pesantren tahfidz (tahfizh) di Indonesia itu ada tiga macam dilihat dari paham ulama atau ustadz yang mengelolanya. Yaitu, pesantren tahfidz Aswaja NU (Nahdlatul Ulama), ponpes tahfidz Wahabi (Salafi) dan pondok tahfizh JT (Jamaah Tabligh).

Orang tua atau calon santri atau keduanya hendaknya memilih pesantren berdasarkan manhaj atau paham akidah yang dianutnya. Misalnya, penganut JT (Jamaah Tabligh) sebaiknnya memilih pesantren JT. Pemeluk Wahabi/Salafi memilih pesantren Wahabi. Dan penganut Aswaja NU idealnya memilih pesantren yang ulama/kyai-nya berakar dari paham Aswaja NU.

Cara mengetahui faham keislaman Pondok Tahfidz

Bagaimana cara mengetahui bahwa sebuah pesantren itu beraliran Aswaja NU, Wahabi/Salafi, atau Jamaah Tabligh (JT)? Cara termudah adalah bertanya langsung pada pihak pesantren terkait. Pesantren yang berfaham Aswaja NU biasanya akan terus terang menegaskan bahwa pondoknya berfaham Aswaja NU atau NU saja. Seperti dalam hal ini pesantren tahfidz Al-Khoirot.

Adapun pesantren yang bermanhaj Wahabi/Salafi terkadang tidak menjelaskan secara terus terang. Mungkin mereka kuatir kalau  dijelaskan apa adanya calon santri dari kelompok lain tidak jadi mondok. Mereka biasanya akan bilang bahwa mereka adalah muslim Ahlussunnah pengikut Sunnah Nabi atau Salafus Salih.

Sedangkan ponpes tahfidz yang dikelola kalangan JT (Jamaah Tabligh), biasanya mereka akan berterus terang menyatakannya. Walaupun dengan tambahan, “semua aliran sama-sama Islam.”

Ciri Khas Pondok Tahfidz berdasarkan faham keagamaannya

A. Pondok tahfidz milik Wahabi/Salafi bisa diketahui dari beberapa ciri khas baik yang bisa dilihat dengan kasat mata atau perlu penelitian ideologinya:

  1. Subuh tidak pakai qunut. Karena Wahabi/Salafi itu secara fikih mengikuti madzhab Hanbali, maka shalat subuh mereka tidak pakai qunut.
  2. Dari segi aqidah (ilmu tauhid), mereka memakai aqidah tiga prinsip (al-ushul al-salasah) yaitu tauhid uluhiyah, rububiyah dan asma was sifat. Ini berbeda dengan aqidah atau tauhidnya Aswaja NU yang dikenal dengan aqidah Asy’ariyah.
  3. Tidak merayakan maulid Nabi karena dianggap bid’ah yang sesat. Apalagi tahlilan.
  4. Cara berpakaian memakai jubah ala Arab dan kopiyah putih bulat seperti pak haji. Sedangkan yang perempuan memakai cadar; sebagian lagi tidak pakai cadar namun memakai baju terusan yang lebar yang mereka sebut dengan baju “syar’i”.

B. Pondok tahfidz milik Jamaah Tabligh (JT) bisa diketahui dari beberapa ciri khas sebagai berikut:

  1. Santri dan ustadz/pengasuhnya biasa makan bersama dalam satu wadah (talam). Satu wadah biasanya untuk empat sampai enam orang.
  2. Santri dan ustadznya memiliki program dakwah khas JT yang disebut “khuruj” (keluar). Minimal sebulan sekali, mereka “khuruj” tiga hari. Dakwahnya dengan cara mengajak orang untuk shalat berjamaah dan masuk JT. Maksimal khuruj bervariasi, dari 40 hari sampai 2 tahun. Arah khuruj bisa di dalam negeri atau ke IPB (India, Pakistan, Bangladesh) bagi yang punya dana.
  3. Dari segi ibadah atau fikih tidak begitu berbeda dengan Aswaja NU. Walaupun ada sebagian anggota JT saat ini yang terpengaruh dengan ajaran Wahabi Salafi.
  4. Baju yang dipakai khas yaitu berupa jubah seperti orang Arab atau kurta (semi jubah ala India/Pakistan). Sedangkan santri putri memakai cadar.
  5. Ustadz-nya umumnya memelihara jenggot sangat panjang bagi yang punya jenggot.
  6. Pondok milik pengikut JT yang paling terkenal adalah PP Al-Fatah Temboro, Magetan.

C. Ponpes Tahfidz Aswaja NU memiliki ciri khas yang kebanyakan masyarakat sudah tahu, yaitu:

  1. Secara fikih mengikuti madzhab Syafi’i yang salah satu tandanya berqunut saat shalat subuh. Dan secara aqidah mengikuti tauhid Asy’ariyah. di mana salah satu ciri khasnya adalah sifat wajib bagi Allah yang 20 dengan kitab dasar yang paling populer adalah kitab Aqidatul Awam.
  2. Merayakan maulid Nabi Muhammad setiap tahun. Tahlil setiap minggu (biasanya malam Jumat). Merayakan haul wafatnya pengasuh yang sudah meninggal setiap tahun.
  3. Cara berpakaian biasanya memakai  baju koko dan sarung serta songkok hitam atau putih (putih bulat atau seperti songkok).

D. Ada juga pesantren Tahfidz dari aliran sempalan kecil seperti LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia), MTA (Majelis Tafsir Al Quran), Wahidiyah, dll.

Note: Generalisasi di atas, terutama masalah pakaian, tentu ada pengecualian dalam sejumlah kasus.

Tiga Jenis Pesantren Tahfidz Quran di Indonesia
Kembali ke Atas